Peranan TikTok dalam Kehidupan Bermasyarakat dan Pengembangan Budaya
Media Massa merupakan jenis alat komunikasi yang digunakan untuk menyebarkan suatu pesan atau informasi kepada khalayak (massa) secara luas dan menyebar secara serentak. Sekarang ini media massa terbagi menjadi dua jenis yang diantaranya ialah media massa konvensional serta media massa baru ( new media ). Media konvensional terbagi menjadi dua yaitu media elektronik yang didalamnya meliputi televisi dan radio, serta media massa cetak yang didalamnya meliputi majalah serta koran. Sedangkan media massa baru (new media) merupakan media massa non fisik yang bisa dipergunakan dengan adanya koneksi internet.
Perlu diketahui bahwa media massa memiliki peranan penting pada kehidupan bermasyarakat dan dalam pengembangan budaya. Pada peranan kehidupan bermasyarakat, media massa dapat mempengaruhi masyarakat lewat pesan dan informasi yang disampaikan dan membentuk proses sosial yang berdampak pada pembentukan suatu realitas subjektif. Sedangkan pada peran media massa dalam pengembangan budaya ialah pengaruh media massa itu sendiri yang dimana media massa dapat mempengaruhi khalayak dalam memandang ‘dunia’ maupun dalam berinteraksi sosial.
Untuk mengetahui lebih dalam mengenai peranan media massa dalam kehidupan bermasyarakat dan pengembangan budaya, Saya akan memberikan salah satu contoh peranan media massa baru yang bersumber dari pemberitaan portal berita online mengenai seorang guru yang mengajar menggunakan aplikasi TikTok. TikTok sendiri merupakan aplikasi berbasis video musik yang berdurasi singkat. Seiring perkembangannya aplikasi TikTok digandrungi oleh anak-anak maupun dewasa karena konten pada aplikasi TikTok menarik dan bermacam-macam.
Dilansir dari Kompas.com, seorang guru di Jambi memanfaatkan aplikasi TikTok sebagai media pembelajaran siswa dan siswi di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 131 Kota Jambi. Pemanfaatan aplikasi TikTok ini dilatarbekangi oleh pandemi Covid-19 yang membuat pemerintah memberlakuan pembatasan sosial di tempat umum. Sehingga institusi pendidikan yang meliputi sekolah di haruskan untuk melakukan sistem work from home (WFH) serta belajar secara daring.
Selama pemberlakukan pembatasan sosial institusi pendidikan menggunakan aplikasi conference meeting online untuk melangsungkan kegiatan mengajar dengan menggunakan aplikasi Zoom maupun Google Meet. Namun penggunaan aplikasi Zoom dan Google Meet yang digunakan secara terus menerus sebagai kegiatan belajar memberikan rasa bosan khususnya terhadap siswa maupun siswi yang masih menempuh jenjang Sekolah Dasar (SD). Maka dari itu guru di Jambi yang bernama Nurfaidah memanfaatkan aplikasi TikTok sebagai media pembelajaran.
Nurfaidah membuat konten TikTok dengan konten kreatif yang berisikan ringkasan mengenai mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Menurutnya siswa dan siswi merasa senang dan menjadi tertarik untuk belajar setelah melihat konten kreatif yang dibuat oleh Nurfaidah. Materi pembelajaran dengan penggunaan aplikasi TikTok ini efektif digunakan untuk mengajar siswa Sekolah Dasar sebagai bahan belajarnya, pasalnya salah satu muridnya Bayu merasa tertantang untuk membuat konten tiktok berbasis materi yang diajarkan oleh gurunya.
Berdasarkan uraian pemberitaan diatas, menurut Saya guru asal Jambi, Nurfaidah sudah sangat baik dalam memanfaatkan aplikasi media sosial TikTok sebagai sarana pembelajaran. Penggunaan TikTok membuat murid-murid yang diampuhnya tidak merasa bosan dalam melakukan kegiatan belajar secara daring. Selain itu Nurfaidah juga memberikan pandangan baru dalam menggunakan aplikasi TikTok sebagaimana dengan fungsi komunikasi massa.
Fungsi komunikasi massa yang dimaksud ialah fungsi informasi, fungsi pendidikan, fungsi memengaruhi, serta fungsi hiburan. Pada fungsi informasi dan fungsi pendidikan Nurfaidah berhasil menyebarkan informasi pesan mengenai materi pada pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sifat pada konten yang disebarkan informatif dan mendidik khalayak, khususnya siswa maupun siswi murid Nurfaidah di SDN 131 Kota Jambi.
Sedangkan pada fungsi hiburan dan fungsi memengaruhi, Nurfaidah mampu menghibur siswa dan siswi SDN 131 Kota Jambi lewat konten informatif yang dikemas secara menarik yang disebarluaskan lewat aplikasi TikTok. Selain itu Nurfaidah juga berhasil memengaruhi muridnya untuk tetap belajar secara efektif dan juga secara tidak langsung memengaruhi muridnya untuk membuat konten di aplikasi TikTok berdasarkan materi yang telah diajarkan. Menurut Saya berdasarkan fungsi komunikasi massa konten Nurfaidah mengenai materi pada beberapa pelajaran tingkat Sekolah Dasar (SD) sangat efektif digunakan saat diberlangsungkannya belajar secara daring.
Selain fungsi komunikasinya, pemberitaan mengenai guru di Jambi yang menggunakan aplikasi TikTok sebagai media pembelajaran juga menjadi salah satu contoh peranan media massa baru (aplikasi TikTok) dalam kehidupan bermasyarakat dan pengembangan budaya. Menurut pandangan Saya peranan aplikasi TikTok dalam kehidupan bermasyarakat ialah konten TikTok dapat memberikan informasi-informasi terbaru mengenai suatu hal kepada khalayak, walaupun dalam hal ini berita yang disampaikan belum tentu faktual. Sekarang ini bukan lagi hal yang baru bagi media konvensional seperti program di televisi maupun media baru seperti pada portal berita online maupun media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Twitter menggunakan konten TikTok sebagai topik dalam wacana pemberitaan. Contohnya saja portal berita online menggunakan konten TikTok milik Nurfaidah sebagai salah satu topik dalam wacana pemberitaan.
Aplikasi TikTok sendiri di dalamnya memiliki konten-konten yang beragam dan menghibur bagi penggunannya. Konten yang kita lihat sudah disesuaikan dengan algoritma pada hal yang kita sukai dan sudah tersegmentasi, sehingga mudah bagi khalayak untuk tertarik pada aplikasi TikTok. Informasi yang disebarluaskan lewat aplikasi TikTok juga sangat mudah untuk viral dan ramai disukai atau dikomentari oleh khalayak dengan bantuan hashtag #foryourpage. Informasi pada konten TikTok yang viral ini biasanya dikemas secara menarik, sehingga khalayak yang melihat konten tersebut dapat tertarik baik secara afektif, konatif, maupun kognitif.
Menurut Saya penyesuaian algoritma serta pemberlakuan segmentasi konten inilah yang menjadi salah satu hal yang berperan dalam pengembangan budaya. Hal ini karena disaat kita melihat suatu konten yang serupa secara terus menerus dapat membentuk realitas subjektif. Contohnya saja apabila kita melihat konten pembelajaran di TikTok seperti yang dimiliki Nurfaidah dan diikuti dengan konten lainnya yang sifatnya edukatif dapat memberikan realitas subjektif kepada khalayak bahwa materi pelajaran yang diajarkan akan jauh lebih mudah untuk dipahami dan meningkatkan efektivitas belajar apabila materi tersebut dikemas secara menarik dan disesuaikan dengan sasarannya.
Selanjutnya hal yang sangat memungkinkan apabila suatu realitas subjektif dapat membentuk kebiasaan bagi khalayak dan dapat melahirkan budaya maupun mengembangkan budaya yang sudah ada. Contohnya saja salah satu murid Nurfaidah yaitu Bayu yang tertarik untuk membuat konten TikTok yang edukatif setelah melihat konten milik gurunya mengenai materi pembelajaran. Apabila konten positif ini dapat dilakukan secara konsisten tidak menutup kemungkinan untuk melahirkan budaya baru di era industri 4.0 maupun mengembangkan budaya belajar dimana murid-murid maupun guru dapat saling ‘berlomba’ membuat konten edukatif yang dikemas menarik di TikTok.
Aplikasi TikTok memegang peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam pengembangan budaya. Apabila penggunaan TikTok ditujukan untuk melakukan hal yang positif seperti memberikan informasi yang informatif dan edukatif tentunya aplikasi TikTok dapat menjadi media yang berperan dalam mencerdaskan kehidupan bermasyarakat seperti yang dilakukan oleh Nurfaidah kepada anak muridnya di SDN 131 Kota Jambi. Namun apabila penggunaan TikTok digunakan untuk memberikan konten yang sifatnya negatif seperti melakukan tindakan imoral agar viral maka tidak menutup kemungkinan juga khalayak juga mudah untuk melakukan dengan tindakan tersebut.
Reference
Kompas. 2021. Cerita Guru Jambi Manfaatkan TikTok sebagai Media Pembelajaran. https://edukasi.kompas.com/read/2021/02/22/211753071/cerita-guru-jambi-manfaatkan-tiktok-sebagai-media-pembelajaran. di akses 26 Februari 2021